Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan apresiasi atas pidato yang disampaikan Prabowo Subianto di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8), yang menyoroti kurangnya solidaritas di antara negara-negara Muslim. MUI berharap pidato tersebut dapat menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas tersebut.
Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, menyatakan penghargaan kepada Presiden Prabowo Subianto karena mendorong persatuan dan kerja sama antarnegara Muslim. Ia menekankan bahwa ajakan ini merupakan peluang yang sangat baik untuk memperkokoh persatuan di kalangan negara-negara Muslim.
Amirsyah juga menyoroti bahwa ajakan Prabowo sangat mendasar dan merupakan langkah konkret untuk dunia Islam. Salah satu isu yang diperjuangkan adalah pengakuan Palestina sebagai negara merdeka, serta pembebasannya dari penjajahan.
MUI menegaskan akan terus mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mendukung perdamaian di Palestina. Sebagai bagian dari komponen bangsa, MUI akan terus memberikan dukungan kemanusiaan agar Palestina dan Suriah bisa aman dan damai.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menyerukan pentingnya persatuan dan kerja sama antarnegara Muslim. Dia menyoroti lemahnya solidaritas antarnegara Muslim dalam menghadapi isu-isu seperti perdamaian dan kemanusiaan.
Prabowo mengajak seluruh negara Muslim untuk melihat kenyataan situasi ini dan mempertanyakan jenis dukungan yang telah diberikan, terutama untuk Palestina dan Suriah. Menurutnya, pernyataan dukungan dan bantuan kemanusiaan yang diberikan harus diimbangi dengan tindakan nyata untuk menciptakan perubahan.
Prabowo juga mengkritik strategi devide et impera yang masih melemahkan solidaritas negara-negara Muslim, dan mengungkapkan bahwa konflik internal di beberapa negara Muslim mencerminkan adanya perpecahan antar sesama. Ia menegaskan pentingnya untuk mengakhiri permusuhan dan bersatu untuk mendukung Palestina.